Selasa, 15 Juni 2010

Contoh Pebuatan Laporan IPA

yang saya beri contoh ini sebenarnya adalah tugas saya Sendiri ..:-P..saya Cuma share doank… JJJ

Nama : Achmad yani (aih..ketahuan sudah nama asli saya)

Kelompok : II

Kelas : II Rpl

No Absen : 1

I. Tujuan : Dapat mengetahui efek rumah kaca melalui model

II. Dasar Teori :

EFEK RUMAH KACA

Istilah Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa alat pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya.

Hal tersebut terjadi karena sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh tanaman/tanah di dalam ruangan rumah kaca sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan tidak dapat keluar ruangan rumah kaca sehingga udara di dalam rumah kaca suhunya naik dan panas yang dihasilkan terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak tercampur dengan udara di luar rumah kaca. Akibatnya, suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi daripada suhu di luarnya dan hal tersebut dikenal sebagai efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat pula terjadi di dalam mobil yang diparkir di tempat yang panas dengan jendela tertutup.

Efek Rumah Kaca di Atmosfer

Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang diserap akan dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di atmosfer akan diserap oleh gas-gas rumah kaca seperti uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) sehingga tidak terlepas ke luar angkasa dan menyebabkan panas terperangkap di troposfer dan akhirnya mengakibatkan peningkatan suhu di lapisan troposfer dan di bumi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya efek rumah kaca di bumi.

Gas-gas Rumah Kaca

Gambar (3). Rumah Kaca

Gambar (4). Efek Rumah Kaca di Atmosfer

2.3 Gas-gas Rumah Kaca

Gas-gas Rumah Kaca atau Greenhouse Gases adalah gas-gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Selain uap air (H2èO) Siklus Air dan karbon dioksida (CO2), terdapat gas rumah kaca lain di atmosfer, dan yang terpenting berkaitan dengan pencemaran dan pemanasan global adalah metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluorocèarbon (CFC) Perusakan Lapisan Ozon.

Pemanasan Global

Gas Rumah Kaca dapat terbentuk secara alami maupun sebagai akibat pencemaran.

Gas Rumah Kaca di atmosfer menyerap sinar inframerah yang dipantulkan oleh bumi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Uap air (H2O)

Uap air bersifat tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi èketika uap membentuk butir-butir air Siklus Air. Sebenarnya uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca. Jumlah uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek rumah kaca serta makin mendorong pemanasan global.

Karena jumlah uap air di atmosfer berada di luar kendali manusia (secara alami keberadaan uap air sudah sangat banyak di atmosfer) maka peranan uap air dalam peningkatan efek rumah kaca tidak akan dibahas lebih lanjut dalam bab-bab berikut.

Gambar (5). Gas-gas Rumah Kaca

Uap air

H2O

Karbon dioksida

CO2

Metana

CH4

Ozon

O3

Dnitrogen oksida atau nitrat oksida

N2O

Chlorofluorocarbon

CFC

Gambar (6). Air

Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama manusia terhadap jumlah karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, èyaitu minyak bumi, batu bara, dan gas bumi Energi.

Penggundulan hutan serta perluasan wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah karbondioksida dalam atmosfer.

Namun selain efek rumah kaca tersebut, karbon dioksida juga memainkan peranan sangat penting untuk kehidupan tanaman. Karbon dioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman dalam proses yang èdikenal sebagai fotosintesis Energi. Proses yang sama terjadi di lautan di mana karbon dioksida diserap oleh ganggang.

Metana (CH4)

Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai hasil sampingan.

Kegiatan manusia telah meningkatkan jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer. Sawah merupakan kondisi ideal bagi pembentukannya, di mana tangkai padi nampaknya bertindak sebagai saluran metana ke atmosfer. Meningkatnya jumlah ternak sapi, kerbau dan sejenisnya merupakan sumber lain yang berarti, karena metana dihasilkan dalam perut mereka dan dikeluarkan ketika mereka bersendawa dan kentut. Metana juga dihasilkan dalam jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah; sehingga menguntungkan bila mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan energi listrik.

Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat dalam jumlah besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi, juga terdapat kaitannya dengan batu bara
è Energi.

Ozon (O3)

Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer (troposfer, stratosfer)
è Perusakan Lapisan Ozon.

Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor. Ozon pada troposfer èdapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan Perusakan Lapisan Ozon.

Dinitrogen oksida (N2O)

Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang terdapat secara alami. Dulunya gas ini digunakan sebagai anastasi ringan, yang dapat membuat orang tertawa sehingga juga dikenal sebagai ‘gas tertawa’.

Tidak banyak diketahui secara terinci tentang asal dinitrogen oksida dalam atmosfer. Diduga bahwa sumber utamanya, yang mungkin mencakup sampai 90 persen, merupakan kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas ini di atmosfer. Dinitrogen oksida juga dihasilkan dalam jumlah kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas bumi).

Chloroflourocarbon (CFC)

Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat-sifat, misalnya tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan amat stabil sehingga dapat digunakan dalam berbagai peralatan dan mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II. Chlorofluorocarbon yang paling banyak digunakan mempunyai nama dagang ‘Freon’.

Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam peralatan pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai pelarut untuk membersihkan mikrochip è Perusakan Lapisan Ozon.

Pengaruh Gas-gas Rumah Kaca terhadap Terjadinya Efek Rumah Kaca

Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan kemampuan penyerapan energi.

Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global

Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer juga mempengaruhi efektivitasnya dalam menaikkan suhu. Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu.

Nilai-nilai waktu tinggal gas rumah kaca di dalam atmosfer Kemampuan Gas-gas Rumah Kaca dalam penyerapan panas (sinar inframerah) seiring dengan lamanya waktu tinggal di atmosfer dikenal sebagai GWP, Greenhouse Warming Potential. GWP adalah suatu nilai relatif dimana karbon dioksida diberi nilai 1 sebagai standar.

Zat-zat chlorofluorocarbon, misalnya, mempunyai nilai GWP lebih tinggi dari 10.000. Itu berarti bahwa satu molekul zat chlorofluorocarbon mempunyai efek rumah kaca lebih tinggi dari 10.000 molekul karbon dioksida.

Dengan kata lain, makin tinggi nilai GWP suatu zat tertentu, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu.

Nilai-nilai GWP

Sumbangan gas-gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca ö gambar 12.

Dalam gambar tersebut, kontribusi uap air tidak termasuk dalam perhitungan, karena di luar kendali manusia.

Tabel (1). Waktu Tinggal Gas-gas Rumah Kaca di Atmosfer

Gas Rumah Kaca

Waktu Tinggal di Atmosfer, (tahun)

Karbon dioksida (CO2)

50 - 200

Metana (CH4)

10

Ozon (O3)

0,1

Dinitrogen oksida (N2O)

150

CFC R-11 (CCl3F)

65

CFC R-12 (CCl2F2)

130

Tabel (2). Nilai GWP (Green House Warming Potential) Gas-gas Rumah Kaca

Gas Rumah Kaca

GWP (relatif)

Karbon dioksida (CO2)

1

Metana (CH4)

21

Dinitrogen oksida (N2O)

206

Ozon (O3)

2.000

CFC R-11 (CCl3F)

12.400

CFC R-12 (CCl2F2)

15.800

sumber [3, hal. 137]

Gambar (12). Sumbangan Gas-gas Rumah Kaca terhadap Terjadinya Efek Rumah Kaca

PEMANASAN GLOBAL

Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global

Peningkatan efek rumah kaca terutama disebabkan oleh pencemaran udara dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi yang mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Perubahan Iklim, Kenaikan Permukaan Air Laut

Pemanasan Global

Pemanasan Global adalah fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar gas-gas rumah kaca, antara lain karbon dioksida, metana, ozon.

Pemanasan Global atau Global Warming saat ini menjadi isu internasional. Isu tersebut timbul karena pemanasan global mempunyai dampak yang sangat besar bagi dunia dan kehidupan makhluk hidup, yaitu perubahan iklim dunia dan kenaikan permukaan air laut sumber

Menurut beberapa pakar, bumi saat ini telah memasuki masa pemanasan global karena enam tahun terpanas dalam 100 tahun semuanya jatuh pada tahun 1980-an yaitu, dari yang tertinggi sampai terendah, tahun 1988, 1987, 1983, 1981, 1980, dan 1986 ö gambar 13.

Di wall chart, peningkatan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global digambarkan sebagai berikut:

Perhatikan gambar 14;

Sinar matahari yang menembus atmosfer dan mencapai permukaan bumi digambarkan dengan tanda panah kuning nomor 1.

Sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas digambarkan dengan tanda panah merah nomor 2.

Sinar inframerah atau panas yang diserap oleh gas-gas rumah kaca digambarkan dengan tanda panah merah nomor 3 dimana sinar tersebut dipantulkan kembali ke bumi, sedangkan panas yang dilepaskan ke angkasa digambarkan dengan tanda panah merah ’Energi panas’.

Gambar (13). Perubahan Suhu Global 1861 – 1989

Gambar (14). Gambaran pada Wall Chart Perhatikan gambar 15;

Kalau bagian gambar yang berjudul ‘tahun 2000’ dibandingkan dengan gambar berjudul ‘tahun 1900’, maka dapat dilihat bahwa:

· Pada tahun 2000 lebih banyak panas yang dapat diserap oleh gas-gas rumah kaca (tanda panah nomor 3 terlihat lebih tebal di bagian gambar ‘tahun 2000’ dari pada di gambar ‘tahun 1900’)

· Pada tahun 2000 hanya sedikit panas yang dilepas ke angkasa (tanda panah ‘energi panas’ lebih tipis di gambar berjudul ‘tahun 2000’ dari pada di gambar ‘tahun 1900’)

Jumlah panas yang semakin lama semakin banyak diserap oleh gas-gas rumah kaca, disebut Pemanasan Global.

Karbon dioksida dan Pemanasan Global

Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Sumbangan utama terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara dan gas bumi. Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 18,35 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun.

(18,35 miliar ton karbon dioksida = 18,35 x 1012 atau 18.350.000.000.000 kg karbon dioksida!)

Dari konsumsi energi dunia saat ini (tidak termasuk kayu bakar), sedikit di bawah 40 persen adalah minyak bumi, 27 persen batu bara, dan 22 persen gas bumi, sementara listrik tenaga air dan nuklir merupakan 11 persen sisanya.

Selain merupakan bahan bakar fosil yang menghasilkan pencemaran paling tinggi, batu bara juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama dari minyak, jumlah karbon dioksida yang dilepas akan mencapai 2 ton dan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

Kayu lebih parah lagi, yaitu melepaskan 3,4 ton karbon dioksida untuk menghasilkan jumlah energi yang sama dengan membakar satu ton batu bara è Energi.

Tetapi kayu adalah sumber energi terbarui yang dapat digunakan secara berkelanjutan, dan penanaman hutan kembali akan mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer karena tumbuhan hutan akan menyerap karbon dioksida dalam proses fotosintesis ö bab 5.2 dan è Energi.

Penggundulan Hutan dan Perluasan Pertanian

Penggundulan hutan serta perluasan wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer. Walaupun perhitungan tepat tidak mungkin dilakukan, namun diperkirakan bahwa kedua aktivitas tersebut menambah 3,67 - 7,34 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun.

Gambar (16). Konsumsi Energi Dunia (Tidak Termasuk Kayu Bakar).

Peningkatan Kadar Karbon dioksida di Atmosfer

Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa kegiatan manusia (pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan dan perluasan pertanian) menambahkan sekitar 22,02 - 25,69 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun. Sekitar setengah dari jumlah tersebuti tinggal di atmosfer, dan sisanya diserap oleh lautan dan tumbuh-tumbuhan darat

Pelepasan atau emisi karbon dioksida ke atmosfer menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.

Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer dapat dilihat pada grafik di wall chart.

Di grafik berjudul ‘Konsentrasi CO2 di Udara’ dapat dilihat peningkatan kadar konsentrasi karbon dioksida di atmosfer (udara) sejalan dengan bertambahnya waktu (tahun).

Kadar atau konsentrasi karbon dioksida dihitung dalam satuan ‘ppm’. Singkatan ‘ppm’ berasal dari bahasa Inggris yaitu part per milion, yang berarti bagian per sejuta bagian.

Sebagai satu contoh:

350 ppm karbon dioksida berarti dari sejuta molekul yang berbeda-beda di atmosfer, 350 molekul diantaranya adalah molekul karbon dioksida.

Atau dengan kata lain: dalam satu juta molekul, 350 molekul merupakan karbon dioksida dan 999.650 molekul lain.

Dari grafik tersebut dapat diketahui, dari tahun 1900 hingga 1990 terjadi kenaikan konsentrasi karbon dioksida sebesar 65 ppm.

III. Alat dan Bahan

· 1 toples/Mangkok

· 2 Gelas kaca bening

· Air

IV. Cara kerja

· Isi 2 gelas kaca bening dengan air hingga setengah bagian dengan perbandingan yang sama

· Taruh ke2 gelas tersebut di tempat yang terkena sinar matahari

· Tutup salah satu gelas dengan mangkuk/toples kaca bening secara terbalik menutupi salah satu toples biarkan selam 1 jam

· Amati ke 2 gelas setiap 15 menit tanpa membuka mangkuk/toples

· Setelah 1 jam angkat mangkuk dan masukkan jari mu kesetiap gelas secara bersamaan untuk membandingkan suhu air di dalam toples

V. Hasil pengamatan

Menjawab pertanyaan

1. Perubahan apa yang terjadi setiap 15 menit?

Jawaban : Perubahan yang terjadi adalah Gelas B setiap 15 menit mengalami penguapan dan mengalami kenaikan suhu.

2. Gelas mana yang lebih tinggi suhunya ?

Jawaban : Gelas B

3. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?

Jawab : Hal tersebut terjadi karena sinar matahari yang menembus Mangkuk kaca dipantulkan kembali oleh tanah di dalam ruangan mangkuk kaca sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan tidak dapat keluar ruangan rumah kaca sehingga udara di dalam mangkuk kaca suhunya naik dan panas yang dihasilkan terperangkap di dalam ruangan mangkuk kaca dan tidak tercampur dengan udara di luar mangkuk kaca. Akibatnya, suhu di dalam ruangan mangkuk kaca lebih tinggi daripada suhu di luarnya.

4. Apa penyebabnya ?

Jawab : Pancaran sinar matahari yang sampai ke Mangkuk kaca (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh mangkuk kaca. Bagian yang diserap akan dipancarkan lagi oleh mangkuk kaca sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di atmosfer akan diserap oleh gas-gas rumah kaca seperti uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) sehingga tidak terlepas ke luar dan menyebabkan panas terperangkap di dalam mangkuk kaca dan akhirnya mengakibatkan peningkatan suhu dalam mangkuk kaca.

5. Apa fungsi mangkuk dalam percobaan tersebut ?

Jawab : Mangkuk berfungsi sebagai alat bantu untuk menggantikan rumah kaca

VI. Buat kesimpul :

· Gelas B lebih tinggi suhunya di bandingkan suhu di gelas A .

· Efek Rumah kaca dapat mengikis lapisan ozon di bumi

· Terjadinya Pemanasan Global adalah fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek rumah kaca.

            VII.            Daftar Pustaka : http://www.student.unimaas.nl/a.andono/global_warming.htm

Nahh thu lah tugas yang saya kumpul di sekolah..wkwkwkwkwk.. semoga bermanfaat

Thx to :Allah, my family, Ibu Nurul Umami, Mr.terminate , melodiazz, ade yonathan, rahman banditcode, dan you,,

2 komentar:

  1. wah, thu saya malah g mudeng :P masih lama buat saya

    BalasHapus
  2. wkwkwkwkwkkwkwkwk
    ngga apa buat bekal nanti, kan ngga perlu susah lagi jika nanti ada tugas yang sama,,, tinggal copas..hahah

    BalasHapus

Terima Kasih atas komentar anda